-
Di Sawahlunto, Ada Destinasi Wisata Suasana Eropa - Mau berwisata cantik layaknya di Eropa? Tidak perlu jauh-jauh. Langkahkan saja kaki Anda ke Kota Sawahlunto, Sumatera Barat. Kota ini menawarkan sensasi E...
Selasa, 02 September 2014
Kamis, 12 Desember 2013
Kebanyakan Makan Mi Instan Bikin Anak Indonesia Kurang Gizi
Posted by admin |
No Comments |

Selasa, 10 Januari 2012
Kebiasaan Sehat yang Bikin Awet Muda
Posted by admin |
No Comments |
Jumat, 23 Desember 2011
Awas, Air Isi Ulang Berbakteri!
Posted by admin |
No Comments |
Deteksi Kesehatan Lewat Senyuman
Posted by admin |
No Comments |
Minggu, 02 Oktober 2011
Dunia Kerja Tak Dukung ASI Eksklusif
Posted by admin |
No Comments |
Minggu, 04 September 2011
Hidup Sehat dengan Memaafkan
Posted by admin |
No Comments |
Senin, 22 Agustus 2011
Kiat Bugar dan Sehat Selama Perjalanan Mudik
Posted by admin |
No Comments |

Bagi Anda yang membawa kendaraan dan menempuh perjalanan cukup jauh, penting untuk terlebih dahulu memeriksakan kondisi kendaraan baik itu mobil atau pun motor. Selain kendaraan, berbagai kesiapan lainnya seperti fisik dan stamina juga harus menjadi perhatian utama dan tidak boleh dianggap sepele, demi kelancaran perjalanan Anda sampai ke tempat tujuan.
Berikut ini adalah beberapa tips mudik sehat dari praktisi dan konsultan kebugaran, dr. Phaidon L. Toruan. Kiat-kiat ini mungkin bisa menjadi masukan berguna bagi Anda khususnya yang menggunakan kendaraan pribadi dengan jarak tempuh yang jauh.
1. Timing : Pengguna kendaraan pribadi dengan jarak tempuh jauh, ada baiknya untuk berhenti sejenak setiap beberapa jam. Untuk pemudik yang membawa sepeda motor biasakan berhenti setiap 3 jam, sedangkan untuk mobil setiap 4 jam.
"Berhenti dalam arti, ambil waktu sekitar setengah jam untuk beristirahat. Karena getaran mobil membuat orang mudah ngantuk," kata Phaidon.
2. Masker : Khusus untuk pengendara sepeda motor, harus memiliki proteksi diri supaya tidak terpapar asap knalpot. Kebanyakan, pengguna kendaraan bermotor selama ini kurang memperhatikan hal-hal kecil seperti penggunaan tutup hidung atau masker saat berkendara. Padahal, asap knalpot banyak mengandung radikal bebas. Bila perlu, proteksi diri dengan mengonsumsi antioksidan sebelum dan selama perjalanan agar badan tetap sehat.
“Pencegahannya yang paling mudah dan murah sih dengan minum teh hijau, atau kopi tapi tidak pakai gula. Karena gula itu sendiri akan membuat orang ngantuk, dan gula membuat cepat lemas. Kalau mau manis boleh tetapi pakai gula aren,” ujarnya.
3. Cek kesehatan : Berkonsultasi atau cek kesehatan sebelum pergi mudik ada baiknya dilakukan, khususnya bagi mereka yang berisiko. Misalnya, orang dengan riwayat sakit jantung atau diabetes. Sedangkan bagi mereka yang membawa anak, disarankan untuk terlebih dahulu memeriksakan kondisi anak ke dokter anak.
4. Bawa bekal makanan : Pemudik yang membawa serta anak-anak harus memperhatikan kebersihan makanan yang dikonsumsi terutama saat mampir di tempat makan di pinggir-pinggir jalan.
Kebanyakan masalah pada anak terkait kebersihan makanan adalah munculnya diare. Oleh karena itu, dianjurkan untuk mempersiapkan makanan sendiri dari rumah jika memang memungkinkan.
5. Makanan tanpa gula dan gorengan : Asupan makanan yang tepat sangat penting diperhatikan bagi mereka yang akan mudik terutama untuk si pengendara. Makanan atau minuman yang banyak mengandung gula sebaiknya dihindarkan oleh pengemudi karena bisa menimbulkan efek kantuk dan hilang konsentrasi, tak terkecuali gula buatan (sintesis). Untuk beberapa orang, gula sintesis bahkan bisa membuat sakit kepala yang pada akhirnya dapat menganggu Anda saat berkendara.
Selain gula, konsumsi gorengan juga bisa menyebabkan kantuk. Menurut Phaidon, gorengan mampu mengurangi ikatan oksigen dalam darah sampai 20 persen. Sehingga bagi pengendara, tidak dianjurkan untuk mengonsumsi gorengan.
6. Obat-obatan pribadi : Obat-obatan pribadi harus disesuaikan dengan kebutuhan. Khususnya orang dengan alergi, sebaiknya minta obat alergi kepada dokter Anda yang tidak menimbulkan efek ngantuk.
7. Penuhi kebutuhan cairan : Penting artinya untuk selalu mencukupi kebutuhan cairan tubuh selama perjalanan mudik untuk mencegah dehidrasi. Anda bisa memenuhi kebutuhan cairan dengan memilih minuman beroksigen atau pun cukup dengan air putih saja.
8. Peregangan : Lakukanlah sedikit peregangan jika posisi badan terasa kaku paling tidak 10 menit. Dengan peregangan, sirkulasi darah akan lebih lancar, sehingga darah akan terpompa dan oksigen bisa sampai ke otak.
9. Tidur : Jika mata mulai berkedip-kedip jangan sekali-kali memaksakan untuk terus berkendara, khususnya bagi pengemudi. Hati-hati dengan konsep kejar tayang, karena kita tidak pernah tahu bagaimana kondisi jalan dan situasi jalan di depan.
Orang yang sudah mengantuk, biasanya tingkat kewaspadaannya akan berkurang. Lebih baik menepi, dan tidur sejenak sampai benar-benar rasa kantuk Anda hilang. (kompas.com)
Jumat, 29 Juli 2011
Trik Sehat Berponsel
Posted by admin |
No Comments |

Namun, tak usah cemas. Devra Lee Davis, PhD, dokter bidang epidemiologi sekaligus penulis buku Disconnect : The Truth About Cell Phone Radiation, memberikan 4 tip bersahabat dengan ponsel :
- Alih-alih menempelkan ponsel langsung ke telinga, sebaiknya dengarkan pembicaraan lewat speaker atau handsfree.
- Sebaiknya, jangan lakukan panggilan di dalam mobil atau kereta yang tengah melaju kencang. Mengapa? Sebab di kedua tempat ini, sinyal ponsel cenderung lemah dan perlu melakukan rekoneksi ke menara pemancar. Ketika melakukan rekoneksi inilah, radiasi jadi lebih kuat dan jika kita melakukan panggilan, radiasinya bisa memapari telinga.
- Anjurkan anak-anak untuk mengirim pesan singkat ketimbang melakukan panggilan dengan ponsel. Gunanya untuk mencegah radiasi eletromagnetik menembus tulang tengkorak anak yang masih tipis.
- Selingi pemakaian telepon selular dengan media telekomunikasi lainnya, seperti telepon kabel atau telepon berbasis internet yang juga memiliki aplikasi chatting atau video call seperti Skype. (tribunnews.com)
Senin, 18 Juli 2011
Penanganan Anak Diare Di Rumah
Posted by admin |
No Comments |

Di dalam ebook ini akan dijabarkan bagaimana cara mengatasi diare di rumah. Berikut sedikit gambaran bagaimana mengatasi diare di rumah :
Segera beri banyak minum dengan ORALIT (cairan terbaik untuk mengganti cairan yang hilang).
Setiap kali anak berak,
Beri Oralit:
- Umur kurang 1 tahun (¼ - ½ gelas)
- Umur 1 – 4 tahun (½ – 1 gelas)
- Umur diatas 5 tahun (1 – 1 ½ gelas)
Segera ke Puskesmas untuk mendapatkan obat Zinc.
- Obat Zinc diberikan pada penderita diare balita
- Mempercepat penyembuhan
- Diharapkan dapat melindungi anak dari diare 2 – 3 bulan kedepan
- Menambah nafsu makan
- Pada bayi yang masih mendapatkan ASI, teruskan pemberian ASI lebih sering dan lebih lama.
- Beri makan sesuai umur anak dengan menu yang sama pada waktu anak sehat. Beri makan lebih sering dari biasanya dengan porsi lebih kecil (setiap 3 – 4 jam).
- Jika diare sudah berhenti maka balita sebaiknya diberi makanan tambahan sampai 2 minggu.
Panduan Sosialisasi Tatalaksana Diare pada Balita
Posted by admin |
No Comments |

Jumlah KLB pada tahun 2008 terjadi 49 KLB dengan jumlah penderita 8.133 orang, meninggal 239 orang (CFR 2,94%), tahun 2009 terjadi 24 KLB dengan jumlah penderita 5.756 orang, meninggal 100 orang (CFR 1,74%) dan pada tahun 2010 terjadi 33 KLB dengan jumlah penderita 4.204 orang meningggal 73 orang (CFR 1,74%).
Kematian Bayi dan Balita masih sangat tinggi di Indonesia, data SDKI tahun 2003 menunjukkan angka kematian bayi 35 per 1000 kelahiran hidup dan dari survey yang sama SDKI tahun 2007 menunjukkan angka kematian bayi 34 per 1000 kelahiran, berarti hanya terjadi penurunan 1 point selama rentan waktu 4 tahun. Begitupun dengan angka kematian balita SDKI tahun 2003 menunjukkan angka 46 per 1000 kelahiran hidup dan SDKI tahun 2007 menunjukkan angka 44 per 1000 kelahiran hidup, hanya terjadi penurunan 2 point dalam rentan waktu 4 tahun.
Dari hasil RISKESDAS 2007, Diare merupakan penyebab kematian utama pada bayi dan balita, hal ini sangat disayangkan mengingat pengobatan diare tidak terlalu sulit.
Sesuai rekomendasi WHO/UNICEF dan IDAI, sejak tahun 2008 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia memperbaharui tata laksana diare yang dikenal dengan “LINTAS DIARE” (Lima Langkah Tuntaskan Diare) sebagai salah satu strategi dalam pengendalian penyakit diare di Indonesia.
Lintas Diare meliputi pemberian oralit, Zinc selama 10 hari, teruskan pemberian ASI dan makanan, antibiotik selektif serta nasihat bagi ibu/pengasuh.
Studi WHO membuktikan bahwa pemberian Zinc, dapat mengurangi durasi diare akut sebesar 25%, mengurangi durasi diare persisten sebesar 29%.
Masyarakat telah mengenal oralit sebagai obat sejak tahun 1970, sedangkan penggunaan Zinc sebagai obat baru dalam tatalaksana diare belum banyak dikenal sehingga perlu mensosialisasikan Zinc kepada masyarakat agar masyarakat menggunakan Oralit dan Zinc sebagai obat diare.
Mau baca lebih lengkap??? download di sini yah....
Tahapan Edukasi Seks di Keluarga
Posted by admin |
No Comments |

Rasa ingin tahu anak tak bisa dijawab seadanya oleh orangtuanya. Karena pada masa inilah, anak sedang mengeksplorasi dirinya. Orangtua seharusnya menjadi tempat paling aman untuk anak, yang mampu memberikan penjelasan yang tepat. Sayangnya, banyak orangtua yang kesulitan memberikan respons yang baik, apalagi menyangkut pertanyaan seputar seksualitas.
Sani B. Hermawan MPsi, psikolog, mengatakan orangtua perlu membekali diri dan menjadi lebih cerdas. Karena pertanyaan anak masa kini semakin cerdas, meski usianya masih sangat belia. Memberikan pemahaman seputar masalah seksual sejak dini, bisa membuat komunikasi orangtua dan anak lebih fleksibel di kemudian hari.
Pendidikan seks dibutuhkan anak usia dini, bahkan hingga seseorang yang telah menikah. Pendidikan seks juga masih diperlukan oleh pasangan menikah.
Lantas pemahaman apa saja yang seharusnya dimiliki orangtua dan disampaikan kepada anak dengan bahasa yang tepat? Bagaimana tahapannya?
Periode dini, saatnya mengenalkan bagian tubuh
Anak usia dini sudah bisa diajak bicara mengenai seks. Tolok ukurnya, saat anak sudah mulai bertanya tentang seks, dan juga saat komunikasi dua arah dengan orangtua sudah terbangun. Rata-rata anak usia 2 - 3 tahun sudah mulai mampu berkomunikasi dua arah dengan orangtuanya.
"Ajarkan anak dengan bahasa ilmiah, kenalkan istilah penis dan vagina kepada anak, bukan dengan menyebutnya dengan istilah lain, seperti burung misalnya.
Pada usia ini, anak juga mulai bisa dikenalkan dengan fungsi tubuh. Vagina dan penis sebagai saluran urin, lubang dubur untuk buang air besar. Pendidikan seks usia dini bisa diawali dari pengetahuan dasar seperti ini.
Periode awal sekolah, saatnya penyadaran dan membuat anak bangga dengan tubuhnya
Anak sekolah dasar sudah mulai keputihan, ini karena celana dalam kotor atau cara membersihkan area kelamin yang salah. Anak sudah harus diajarkan cara membersihkan tubuhnya termasuk area kelamin dengan baik.
Penyadaran yang diawali dengan kebersihan organ tubuh menjadi titik mulanya. Dengan begitu, anak bisa belajar tanggung jawab atas dirinya dan mulai memahami pentingnya merawat tubuh dan kelamin.
Pada usia ini juga anak mulai mengeksplorasi daerah kelaminnya. Apalagi dengan berbagai informasi yang semakin terbuka dan diterima oleh anak-anak.
Ada anak yang bertanya, kenapa saat memeluk bantal-guling dan menjepit guling di area kelamin menimbulkan rasa enak. Atau anak bertanya, mengapa penisnya berdiri pada pagi hari. Orangtua perlu mendapatkan jawaban yang tepat dan memberikan penyadaran.
Ajarkan kepada anak bahwa area kelamin sensitif sehingga perlu dijaga, menambahkan dengan menjepit bantal-guling akan melukai area kelamin. Anak juga perlu diajarkan tentang ukuran penis, yang memang berbeda bagi setiap lelaki. Dengan memahami ini, anak memahami tubuhnya. Jikapun teman sekolahnya, misalnya, membandingkan ukuran penis, anak sudah terbekali dengan pengetahuan yang tepat dari orangtuanya. Dengan begitu, anak merasa bangga dengan apa yang dimilikinya.
Periode remaja, pahami aspek psikologis
Pada masa inilah, anak remaja mengalami pubertas. Pada anak lelaki ditandai dengan suaranya yang membesar dan mimpi basah. Sedangkan perempuan mengawali pubertas dengan menstruasi.
Kenalkan anak dengan aspek psikologis yang akan dialaminya memasuki masa ini. Perempuan menjadi lebih sensitif dan nafsu makan bertambah karena mens, misalnya.
Jangan biarkan anak kebingungan, dan menjalani masa ini tanpa pengetahuan yang jelas. Orangtua perlu lebih aktif dan berinisiatif membekali anak. Namun jangan juga terlalu mengumbar persoalan psikologis ini, fokusnya adalah membekali anak untuk mengendalikan emosinya pada tahapan ini.
Orangtua perlu membekali anak remajanya dengan pendidikan seks, agar anak bisa menerima dirinya, dengan berbagai perubahan fisik dan psikologis. Dengan begitu, anak bisa percaya diri dan mampu mengendalikan keinginan seks yang sudah mulai muncul, apalagi dengan kondisi kekinian di mana banyak remaja sudah berhubungan seksual, meski dengan cara aman sekalipun.
Periode dewasa, kepuasan seksual penting bagi pasangan
Seks yang tepat dan berkualitas perlu dikenali dan dipahami pasangan. Baik yang akan segera menikah maupun yang sudah menikah puluhan tahun.
Bagi perempuan yang sudah menikah, berusia di atas 40 tahun misalnya, seks tak lagi menarik. Sedangkan suami pada usia ini, berada dalam masa puncak terkait seksualitasnya. Hal ini bisa disiasati agar hubungan seks tetap bisa dinikmati pasutri dan berkualitas. Pemahaman lebih lanjut mengenai seks bisa menjawab persoalan. Seks bisa menjadi cara untuk melepas ketegangan.
Jika sudah terlambat menjalani tahapan awal, dan saat ini anak Anda sudah remaja misalnya, tak jadi masalah bila Anda langsung membuka komunikasi dan memberikan pemahaman seks sesuai tahapan usia anak. (kompas.com)
Rabu, 06 Juli 2011
Amazing Green Tea !
Posted by admin |
No Comments |

Sebuah penelitian di Jepang menunjukkan, pria yang meminum teh hijau secara teratur memiliki kadar kolesterol lebih rendah dari pada mereka yang tidak meminumnya.
Penelitian di Spanyol dan Inggris pun menunjukkan bahwa kadar epigallocatechin-3-gallate (ECGC) yang terdapat di dalam teh hijau dapat menghambat pertumbuhan sel kanker.
Selain itu, daun dengan nama latin Camellia Sinensis ini terbukti secara klinis dapat mencegah serangan influenza. Pucuk daun teh hijau mengandung flavonoid bisa memperkuat gigi, melawan bakteri dan mulut sehingga mampu mencegah bau mulut, mencegah terbentuknya plak gigi, menghambat infeksi tenggorokan dan mencegah ostosteoporosis.
Teh hijau juga membantu melawan keracunan makanan dan menghindari penyakit kulit, karena teh hijau juga mengandung antioksidan.
Katekin dalam teh hijau merupakan turunan dari Poliphenol yang merupakan antioksidan yang bermanfaat bagi kesehatan. Kadar katekin berpengaruh terhadap rasa teh hijau, dan memiliki kadar yang berbeda pada pengolahannya. Semakin tinggi katekin, makin tinggi pula rasa pahit dan terasa sepat.
Selain dikonsumsi, teh hijau juga digunakan untuk bahan kosmetik. Seperti pembersih muka, produk sabun, bahkan parfum dengan aroma teh hijau pun mampu bersaing dipasaran. (mediaindonesia.com)
Rabu, 15 Juni 2011
Radiasi Ponsel Bisa Picu Kanker
Posted by admin |
No Comments |

Menurut kantor berita Associated Press (AP), temuan ini diumumkan Selasa, 31 Mei 2011 di Lyon, Prancis, oleh Badan Internasional untuk Penelitian Kanker setelah melakukan sejumlah riset. Badan ini berada di bawah arahan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Setelah penelitian bersama selama seminggu penuh, para ilmuwan menemukan tipe radiasi elektronagnetik di telepon seluler, microwave, dan radar. Menurut mereka, ada bukti bahwa radiasi telepon seluler bisa memicu dua tipe kanker otak. Namun bukti itu perlu diteliti lebih lanjut.
"Kami menemukan beberapa benang merah, bukti yang mengungkapkan pada kami bagaimana kanker bisa terjadi. Namun masih ada beberapa hal yang belum diketahui dan harus dipastikan,"kata anggota panel, Jonathan Samet dari Universitas Southern California, seperti dimuat AP, Rabu 1 Juni 2011.
Sementara, anggota panel yang lain, Kurt Straif mengatakan, paparan tertinggi radiasi adalah saat ponsel digunakan untuk menelepon. "Untuk penggunaan pesan pendek (SMS) atau menggunakan perangkat hands-free akan memperkecil paparannya."
Namun, meski 'berpeluang karsinogen (zat penyebab kanker)' itu tak berarti ponsel secara otomatis menyebabkan kanker. Dan sejumlah ilmuwan pun yakin, temuan ini tak akan lantas mengubah kebiasaan orang.
"Apapun dimungkinkan menjadi karsinogen," kata Donald Berry, profesor biostatistik di MD Anderson Cancer Center di Universitas Texas. Ia tak terlibat dalam penelitian ini. "Ini bukan sesuatu yang saya khawatirkan dan tak akan menghentikan saya menggunakan telepon genggam."
Karena ponsel sangat populer, mungkin mustahil bagi para ahli untuk membandingkan antara pengguna ponsel yang menderita tumor otak dengan orang yang tidak menggunakan perangkat namun memiliki penyakit yang sama. Apalagi, menurut survei tahun lalu, jumlah pelanggan ponsel di seluruh dunia telah mencapai lima miliar, atau hampir tiga perempat dari populasi global.
Ponsel mengirimkan sinyal ke menara terdekat menggunakan frekuensi gelombang radio -- dengan bentuk yang sama dengan gelombang radio FM dan microwave. Namun radiasi dari ponsel tidak secara langsung merusak DNA dan berbeda dengan tipe radiasi yang lebih kuat seperti sinar X dan radiasi ultraviolet.
Dalam level tinggi, gelombang dari ponsel bisa memanaskan jaringan tubuh. Namun belum dipastikan, apakah itu bakal merusak sel tubuh manusia.
Beberapa ahli menyarankan pengguna ponsel mengenakan headset atau earpiece nirkabel jika khawatir dengan dampak yang ditimbulkan alat itu bagi kesehatan.
Menurut Otis Brawley, kepala kesehatan American Cancer Society, mengimbau agar orang-orang lebih mengkhawatirkan ancaman nyata ketimbang ponsel. "Meski ponsel bisa menyebabkan tumor otak, namun itu membunuh orang jauh lebih sedikit daripada kecelakaan lalu lintas misalnya," kata dia.
Meski demikian ia menyarankan pembatasan ponsel untuk anak-anak. Sebab, otak mereka masih berkembang. (vivanews.com)
Senin, 06 Juni 2011
Lindungi Generasi Muda dari Bahaya Merokok
Posted by admin |
No Comments |

Demikian sambutan Menkes dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH pada puncak peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) tahun 2011, di Taman Lalu Lintas Cibubur, Jakarta (31/05), yang mengangkat tema ”Melalui Regulasi Terbaik, Kita Lindungi Generasi Muda dari Bahaya Merokok”.
Berdasarkan data Riskesdas 2007, prevalensi merokok di Indonesia naik dari tahun ke tahun. Persentase pada penduduk berumur >15 tahun adalah 35,4 persen aktif merokok (65,3 persen laki-laki dan 5,6 persen wanita), artinya 2 diantara 3 laki-laki adalah perokok aktif.
Menurut Menkes, kecenderungan peningkatan jumlah perokok tersebut membawa konsekuensi jangka panjang, karena rokok berdampak terhadap kesehatan. Dampak kesehatan dari konsumsi rokok telah diketahui sejak dahulu.
Ada ribuan artikel yang membuktikan adanya hubungan kausal antara penggunaan rokok dengan terjadinya berbagai penyakit kanker, penyakit jantung, penyakit sistem saluran pernapasan, penyakit gangguan reproduksi dan kehamilan. Hal ini tidak mengherankan karena asap tembakau mengandung lebih dari 4000 bahan kimia toksik dan 43 bahan penyebab kanker (karsinogenik).
Saat ini semakin banyak generasi muda yang terpapar dengan asap rokok tanpa disadari terus menumpuk menjadi zat toksik dan karsinogenik yang bersifat fatal.
“Kondisi kesehatan yang buruk di usia dini akan menyebabkan kesehatan yang buruk pula di saat dewasa. Lebih bahaya lagi 85,4 persen perokok aktif merokok di dalam rumah bersama anggota keluarga sehingga mengancam kesehatan anggota keluarga lainnya” tegas Menkes.
Menkes mengatakan, lebih dari 43 juta anak Indonesia hidup serumah dengan perokok dan terpapar asap rokok atau sebagai perokok pasif. Menurut data The Global Youth Tobacco Survey pada tahun 2006, 6 dari 10 pelajar di Indonesia terpapar asap rokok selama mereka di rumah. Sebesar 37,3 persen pelajar dilaporkan biasa merokok, dan 3 diantara 10 pelajar pertama kali merokok pada usia dibawah 10 tahun. Hal ini dikarenakan, anak-anak dan kaum muda semakin dijejali dengan ajakan merokok oleh iklan, promosi dan sponsor rokok yang sangat gencar.
“Padahal, iklan sudah dilarang pada banyak negara di dunia termasuk di negara-negara ASEAN. Oleh karena itu tema HTTS tahun ini sangat tepat untuk mengingatkan agar kita dapat mengambil peran yang lebih besar guna melindungi generasi muda dari sifat fatalistik penggunaan dan paparan asap rokok,” ujar Menkes.
Pada sidang Majelis Kesehatan Dunia ke-56 tanggal 21 Mei 2003 di Jenewa, 192 negara anggota WHO dengan suara bulat mengadopsi Kerangka Kerja Konvensi Pengendalian Tembakau (Framework Convention on Tobacco Control/ FCTC). Tujuannya, melindungi generasi muda sekarang dan mendatang dari masalah kesehatan, sosial, lingkungan, dan konsekuensi ekonomi dari konsumsi rokok dan paparan asap rokok.
”Walaupun belum meratifikasi FCTC, Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya dalam pengendalian masalah kesehatan akibat tembakau/rokok, yaitu: Mengembangkan regulasi pengendalian tembakau; Membangun jejaring kerja dengan LSM, perguruan tinggi dan masyarakat madani dalam pengendalian tembakau; Melakukan inisiasi pengembangan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di berbagai daerah; Mengembangkan KIE melalui media massa; Melakukan peningkatan kapasitas tingkat nasional dan lokal, dan membentuk Aliansi Bupati Walikota dalam pengendalian tembakau dan penyakit tidak menular”, kata Menkes.
Pada kesempatan tersebut Menkes menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Gubernur DKI Jakarta dan pemerintah daerah lainnya yang telah menerapkan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) melalui Peraturan Daerah. Saat ini telah 25 Kabupaten/Kota lainnya di Indonesia yang memiliki kebijakan/peraturan terkait KTR.
Menkes menegaskan, upaya perlindungan generasi muda terhadap bahaya rokok merupakan tanggung jawab seluruh komponen bangsa, baik individu, masyarakat madani, LSM, Akademisi, Parlemen maupun Pemerintah dan perlu dilakukan secara komprehensif, terintegrasi, sepanjang hayat. (depkes.go.id)
Rabu, 11 Mei 2011
10 Manfaat Seks Yang Luar Biasa
Posted by admin |
No Comments |

Hal itu merupakan kejutan bagi banyak orang, kata Joy Davidson, PhD, New York psikolog dan terapis seks. “Tentu saja, seks ada di mana-mana,” katanya.
“Tapi gagasan kita sangat penting, makhluk seksual masih tampak di dalam beberapa kasus merasa jijik atau dalam kasus lain sedikit malu. Jadi harus benar-benar melihat bagaimana seksualitas kita meningkatkan kehidupan kita dan kesehatan kita, baik secara fisik dan psikologis, hal yang membuka mata banyak orang. ”
Seks agar berguna bagi tubuh yang baik, dilakukan dalam beberapa cara, menurut ahli Davidson dan lainnya. Manfaat tersebut tidak hanya anekdot atau desas-desus. Terdapat 10 manfaat kesehatan dari seks yang didukung oleh penelitian ilmiah.
1. Seks Meredakan Stress
Manfaat kesehatan yang besar dari seks adalah menurunkan tekanan darah dan mengurangi stres secara keseluruhan. Menurut peneliti dari Skotlandia yang melaporkan temuan mereka dalam jurnal Biological Psychology mereka mengambil sampel 24 wanita dan 22 pria yang menyimpan catatan aktivitas seksual mereka. Kemudian peneliti, mengamati situasi stres – seperti berbicara di depan umum dan melakukan aritmatika verbal – dan mencatat tekanan darah mereka respon terhadap stres.
Mereka yang pernah melakukan hubungan memiliki tanggapan yang lebih baik untuk menyikapi stres dibandingkan mereka yang tidak terlibat dalam perilaku seksual lain atau abstain.
Studi lain yang dipublikasikan dalam jurnal yang sama bahwa hubungan seksual sering dikaitkan dengan tekanan darah diastolik pada peserta kumpul kebo. Namun penelitian lain menemukan hubungan antara pelukan mitra dan menurunkan tekanan darah pada wanita.
2. Seks Meningkatkan Imunitas
Berhubungan seks sekali atau dua kali seminggu telah dikaitkan dengan tingkat yang lebih tinggi dari antibodi yang disebut immunoglobulin A atau IgA, yang dapat melindungi Anda dari flu mendapatkan dan infeksi lain. Para ilmuwan di Universitas Wilkes di Wilkes-Barre, Pa, mengambil sampel air liur yang mengandung IgA, dari 112 mahasiswa yang dilaporkan frekuensi seks yang mereka miliki.
Mereka yang berada di grup “sering” – sekali atau dua kali seminggu – memiliki tingkat IgA lebih tinggi dibandingkan dalam tiga kelompok lain – yang dilaporkan sedang berpuasa, melakukan hubungan seks kurang dari sekali seminggu, atau memiliki sangat sering, tiga atau kali lebih mingguan.
3. Seks Membakar Kalori
Tiga puluh menit seks membakar 85 kalori atau lebih. Mungkin tidak terdengar banyak, tetapi sama dengan menambahkan 42 sesi setengah jam akan membakar 3.570 kalori, lebih dari cukup untuk kehilangan berat badan Anda. Anda bisa drop jika mengurangi berat dalam 21 sesi selama satu jam.
“Seks adalah modus besar latihan,” kata Patti Britton, PhD, Los Angeles. Sementara itu seorang seksolog dan Presiden American Association of Seksualitas Pendidik dan Therapist. Dibutuhkan kerja, baik dari perspektif fisik dan psikologis, untuk melakukannya dengan baik, katanya.
4. Seks Meningkatkan Kesehatan Jantung
Sementara beberapa orang yang lebih tua mungkin khawatir bahwa upaya dikeluarkan selama seks bisa menyebabkan stroke, itu tidak begitu, menurut para peneliti dari Inggris. Dalam studi yang dipublikasikan dalam Journal of Epidemiology dan Kesehatan Masyarakat, ilmuwan menemukan frekuensi seks tidak berhubungan dengan stroke pada 914 laki-laki mereka diikuti selama 20 tahun.
Dan manfaat kesehatan jantung dari seks tidak berakhir di sana. Peneliti juga menemukan bahwa melakukan hubungan seks dua kali atau lebih dalam seminggu mengurangi risiko serangan jantung fatal bagi laki-laki, dibandingkan dengan mereka yang melakukan hubungan seks kurang dari sekali sebulan.
5. Seks Meningkatkan Penghargaan Diri
Meningkatkan harga diri adalah salah satu dari 237 alasan orang melakukan hubungan seks, dikumpulkan oleh peneliti dari Universitas Texas dan dipublikasikan dalam Archives of Sexual Behavior.
Temuan itu masuk akal untuk Gina Ogden, PhD, seorang terapis seks dan terapis pernikahan dan keluarga di Cambridge, Mass,. Meskipun ia menemukan bahwa mereka yang sudah memiliki harga diri mengatakan mereka kadang-kadang melakukan hubungan seks untuk merasa lebih baik. “Salah satu alasan orang mengatakan mereka berhubungan seks adalah untuk merasa baik tentang diri mereka sendiri,” katanya pada WebMD. “Seks yang besar dimulai dengan harga diri, dan menimbulkan itu jika seks adalah mencintai, terhubung,. Dan apa yang Anda inginkan, hal itu menimbulkan itu.”
6. Meningkatkan Keintiman Seks
Setelah seks dan meningkatkan orgasme tingkat hormon oxytocin, hormon cinta, yang membantu ikatan dan membangun kepercayaan. Peneliti dari Universitas Pittsburgh dan University of North Carolina mengevaluasi 59 wanita premenopause sebelum dan sesudah kontak yang hangat dengan suami mereka dan mitra berakhir dengan pelukan. Mereka menemukan bahwa lebih banyak kontak, semakin tinggi tingkat oxytocin.
“Oksitosin memungkinkan kita untuk merasakan dorongan untuk memelihara dan obligasi,” kata Britton.
Oksitosin lebih tinggi juga dihubungkan dengan perasaan kemurahan hati. Jadi jika Anda merasa tiba-tiba lebih murah hati terhadap pasangan Anda dari biasanya, kredit hormon cinta.
7. Seks Mengurangi Nyeri
Sebagai hormon oxytocin lonjakan, meningkatkan endorfin, dan penurunan nyeri. Jadi jika Anda sakit kepala, nyeri artritis, atau gejala PMS terlihat memperbaiki setelah berhubungan seks, Anda dapat berterima kasih kepada mereka tingkat oxytocin lebih tinggi.
Dalam studi yang dipublikasikan dalam Buletin Experimental Biologi dan Kedokteran, 48 relawan yang menghirup uap oksitosin dan kemudian harus jari mereka ditusuk menurunkan ambang nyeri mereka dengan lebih dari setengah.
8. Seks Mengurangi Resiko Kanker Prostat
Ejakulasi yang sering, terutama laki-laki dapat mengurangi risiko kanker prostat di kemudian hari. Peneliti Australia dalam dalam laporan British Journal of Urology International mengatakan ketika mereka melakukan diagnosis kanker prostat, ternyata penderita prostat adalah mereka yang jarang melakukan hubungan seks. Bahkan pria lima atau lebih ejakulasi dalam seminggu mengurangi risiko terkena kanker prostat sepertiga.
9. Seks Memperkuat Otot Pinggul
Bagi wanita, berhubungan seks bisa menguatkan otot pinggul .
10. Seks Membantu Anda Tidur Lebih Baik
Oksitosin yang dilepaskan selama orgasme bisa mempercepat tidur. Tidur yang cukup dapat menjaga berat badan tekanan darah. (poskota.co.id)
Senin, 09 Mei 2011
Pemakaian Obat Bebas Tanpa Resep Tepat Risikonya...?
Posted by admin |
No Comments |

PEMAKAIAN obat-obat bebas tanpa resep dokter, yang merupakan cara pengobatan sendiri, mungkin merupakan salah satu pilihan yang terbanyak saat ini dilakukan masyarakat, dalam usaha mengatasi penyakit yang dideritanya pada tahap awal.
Sekadar untuk mengatasi demam, pening kepala ataupun mencret, mereka sudah terbiasa membeli 2 atau 3 butir tablet ke warung-warung sekitar tempat kediamannya, ataupun mempergunakan obat-obat yang masih tersisa pada waktu dia sakit dengan gejala yang sama sebelumnya, yang diberikan oleh dokter.
Rasanya kalau hanya penggunaan obat-obatan yang tidak berbahaya, tanpa harus menunjukkan resep dokter, cara pengobatan yang demikian masih dapat dimengerti.
Sekarang ini sudah sedemikian banyak beredar obat-obat untuk penyakit-penyakit yang paling sering dialami oleh masyarakat, umumnya mudah sekali didapatkan secara bebas.
Contoh, lihatlah Pak Budi. Sudah beberapa hari ini dia mengeluh sakit kepala yang dirasakannya sangat mengganggu kegiatannya. Sakit kepalanya itu sesekali disertai pula dengan perasaan oyong. Dia sudah mempergunakan beberapa jenis obat yang dapat dibelinya dengan bebas di kedai Pak Saman di samping rumahnya. Apa saja obat sakit kepala yang pernah dibacanya dikoran atau dilihatnya melalui televisi, atau juga seperti yang pernah dianjurkan oleh teman-temannya, sudah pernah dicobanya. Namun sampai sekarang sakit kepalanya tidak kunjung sembuh dengan sempurna. Bila obat baru dimakannya, memang terasa sakit kepalanya agak berkurang, tetapi beberapa waktu kemudian sakit kepalanya akan kumat kembali.
Salahkah Pak Budi, jika dia mencoba mengatasi keluhan sakit kepalanya dengan mencoba mengatasi penyakitnya itu melalui obat-obatan yang dijual bebas di pasaran, tanpa harus dengan resep dokter?
Pertanyaan seperti ini agak sukar juga untuk menjawabnya dengan tepat, karena banyak sekali faktor yang harus dipertimbangkan. Orang-orang seperti Pak Budi ini, yang mencoba mengobati dirinya sendiri sejak awal gejala penyakit yang dialaminya, cukup banyak. Ada pula orang lain yang sudah bosan berobat ke dokter atau ke rumah sakit, karena biasanya penyakitnya merupakan penyakit yang menahun, akhirnya juga mengambil jalan pintas. Dia kembali mengobati dirinya sendiri dengan obat-obatan yang bertukar dari satu ke satu obat yang lain, sesuai dengan anjuran teman-temannya.
Mungkin juga keluarga anda atau juga anda sendiri, yang sudah menderita penyakit kencing manis bertahun-tahun, atau menderita penyakit tekanan darah tinggi yang sudah berobat dari seorang dokter ke dokter yang lainnya, atau juga penderita penyakit rematik yang selalu kambuh tak kunjung sembuh, akan mencoba mencari penyembuhan dengan mengobati diri sendiri dengan mencoba berbagai jenis obat, jamu dan obat-obat tradisional lainnya.
Pemakaian obat-obatan tanpa resep dokter ini, yang merupakan pengobatan sendiri, sebenarnya ada baiknya juga, asal saja diingat bahwa penyakit yang diderita adalah penyakit yang biasa-biasa saja dan ringan. Lagi pula obat- obatan yang dipergunakan adalah obat obatan yang memang boleh diperjual belikan secara bebas, tanpa harus mempergunakan resep dokter. Obat-obatan seperti ini ditandai dengan adanya lingkaran berwarna hijau pada kemasan obat tersebut, apakah itu didapatkan pada bungkusnya, kotaknya ataupun pada botolnya.
Tetapi tentu saja pengobatan diri sendiri dengan obat-obatan yang berbahaya, yang seharusnya hanya dapat diperoleh dengan resep dokter (kemasannya ditandai dengan lingkaran berwarna biru atau merah), tidak dapat dipergunakan secara sembarangan dan serampangan saja. Obat-obatan seperti ini indikasi pemakaiannya harus jelas, takarannya harus tepat, karena kemungkinan efek sampingnya atau akibat lainnya yang disebabkan kesalahan penggunannya bisa berbahaya.
Walaupun ada orang yang beranggapan bahwa pengobatan sendiri ini, merupakan peninggalan cara pengobatan dimasa lalu, atau dilakukan oleh mereka-mereka yang berpendidikan rendah dan ekonomi kurang baik, kenyataannya sekarang ini tidaklah demikian. Tidak jarang mereka yang keadaan ekonominya cukup baik serta mempunyai pendidikan yang tinggi, mungkin disebabkan bahwa penyakitnya hanyalah penyakit yang ringan saja, mereka akan mencoba mengatasinya dengan membeli obat-obatan yang dijual bebas di pasaran.
Yang dimaksud dengan pengobatan sendiri adalah penggunaan obat-obatan atas prakarsa dan inisiatip penderita sendiri ataupun atas inisiatip keluarganya. Bagaimanakah perkembangan pengobatan diri sendiri ini di negara kita, sekarang ini. Dari survei yang pernah dilakukan oleh Biro Pusat Statistik melalui Survei Sosial Ekonomi Nasional beberapa waktu lalu yang melibatkan sekitar sepuluh sampai dua puluh juta penduduk yang menderita sakit pada waktu tertentu.
Dari survei ini jelas, bahwa mengobati diri sendiri merupakan pilihan yang paling utama dari anggota masyarakat, dalam mengatasi gangguan kesehatan yang dialaminya.
Penduduk di pedesaan bila dibandingkan dengan penduduk di daerah perkotaan, ternyata sedikit lebih banyak mengobati dirinya sendiri. Mungkin hal ini ada kaitannya dengan masalah sarana pengobatan dikota yang diperkirakan jauh lebih baik daripada di pedesaan, tetapi hal ini juga menunjukkan bahwa obat-obat bebas juga banyak beredar di desa-desa terpencil.
Penyakit-penyakit yang paling sering ditanggulangi dengan cara pengobatan sendiri ini, adalah penyakit-penyakit yang paling mudah dikenali, penyakit-penyakit yang gejala-nya diketahui dengan baik oleh sebagain besar masyarakat kita, seperti demam malaria, batuk darah dan sebagainya.
Di antara penyakit-penyakit tersebut demam malaria merupakan penyakit yang paling banyak diobati sendiri, lalu berturut-turut penyakit dalam, muntah mencret, campak dan batuk darah.
Semakin rendah tingkat pendidikan seseorang, semakin banyak pula dia berusaha untuk mengobati dirinya sendiri. Di pedesaan umpamanya, mereka yang sama sekali tidak pernah mengalami pendidikan, paling banyak mencoba mengobati dirinya sendiri, kalau dia sakit.
Sedangkan mereka yang pernah mendapatkan pendidikan lebih baik akan terlihat persentasenya lebih kecil.
Keadaan diperkotaan juga demikian. Semakin rendah tingkat pendidikan seseorang, semakin banyak yang memilih cara pengobatan sendiri. Hal ini perlu sekali diperhatikan, kalau obat-obatan yang seharusnya diberikan dengan resep dokter, juga bisa didapatkan dengan bebas. Bisa-bisa nantinya masyarakat di daerah pedesaan dengan tingkat pendidikan yang rendah menjadi korban pemakaian yang tidak benar. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa penyakit yang selalu dicoba untuk diobati sendiri, baik didesa ataupun dikota, adalah penyakit yang berlangsung, singkat, 3-7 hari.
Dapatlah dilihat bahwa mengobati diri sendiri, merupakan pilihan pengobatan yang paling banyak dilakukan oleh masyarakat kita, ketika dia jatuh sakit. Tentunya masalah ini sama sekali tidak bisa diabaikan begitu saja, dalam usaha pemerintah untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat.
Peningkatan pengetahuan masyarakat dalam masalah kesehatan, khususnya dalam masalah penggunaan obat-obatan, harus ditingkatkan terus menerus. Peranan petugas kesehatan dalam memberikan penyuluhan tentunya sangat besar sekali, sehingga ketidaktahuan masyarakat tentang obat bebas yang dipergunakannya dapat diperkecil. Dengan demikian mereka tidak akan menjadi korban dari kesalahan mereka sendiri, dalam mempergunakan obat-obat tersebut.
Mengobati diri sendiri ketika menderita suatu penyakit, apapun alasannya, sudah merupakan suatu pilihan yang paling utama, dari sebagian masyarakat kita. Disamping kebaikannya yang cukup banyak, tentu pula kemungkinan terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan akibat pemakaian obat-obat itu cukup besar pula.
Kalau anda mempergunakan obat-obat bebas tanpa resep dokter itu, termasuk obat-obat tradisional ataupun jamu, perhatikanlah hal-hal berikut:
Apakah obatnya masih baik atau tidak, lihat tanggal kedaluwarsanya.
Bacalah dengan baik keterangan tentang obat tadi pada brosurnya.
Lihat indikasi penggunaan, yang merupakan petunjuk kegunaan obat untuk penyakit.
Perhatikan dengan baik dosis yang dipergunakan, untuk dewasa atau anak-anak.
Lihat pula dengan baik komposisi zat berkhasiat dalam kemasan obat. Perhatikan peringatan-peringatan khusus dalam pemakaian obat.
Perhatikan pula tentang kontra indikasi dan efek samping. Di samping itu perhatikan pula tentang cara penggunaan tablet, kalau obat bebas itu dalam bentuk tablet: Apakah tabletnya harus ditelan. Apakah tabletnya harus diisap seperti permen. Apakah harus dikunyah terlebih dahulu sebelum ditelan. Apakah tabletnya harus dilarutkan terlebih dahulu sebelum dipergunakan.
Oleh : dr.Syamsul Bihar (analisadaily.com)
Kamis, 05 Mei 2011
Kepribadian Narsistik dan Facebook
Posted by admin |
No Comments |

Kecuali narsis, orang yang tidak mampu mencintai juga egois, mau enak sendiri dan kurang percaya diri. Mereka juga sulit terikat dalam komitmen jangka panjang dengan satu pasangan. Makanya orang tipe ini sulit mengikatkan diri pada perkawinan monogami.
Menurut para ahli dari American Psychiatric Association, pada umumnya orang narsistik juga memiliki gangguan kepribadian lainnya, seperti histrionic personality disorder yang sangat ekspresif dalam menunjukkan emosinya.
Meski sebagai awam sulit mengenali ciri-ciri orang yang narsistik, namun sebuah penelitian yang dilakukan para ahli dari University Georgia, Amerika, menyebutkan bahwa laman profil di situs jejaring sosial Facebook bisa mengungkap kepribadian narsis seseorang.
Dalam studi yang mereka lakukan terhadap 130 pengguna Facebook ditemukan jumlah teman dan postingan dinding (wall post) berkaitan erat dengan tingkat kenarsisan seseorang. Orang yang narsis biasanya memiliki jumlah teman yang banyak namun sebenarnya tidak punya relasi yang dalam dengan orang-orang tersebut.
"Dalam kehidupan nyata juga demikian, mereka punya banyak teman tapi tidak ada yang dekat secara personal. Yang penting untuk mereka adalah kuantitas, bukan kualitas," kata Laura Buffardi, Ph.D, ketua peneliti yang risetnya dipublikasikan dalam jurnal Personality and Social Psychology Bulletin.
Facebook juga dipakai sebagai sarana untuk mempromosikan diri orang yang narsis. Karena itu mereka suka memasang foto profil yang menarik dan berbeda untuk membuat orang lain terpesona.
"Orang yang narsistik mungkin terlihat sebagai orang yang menarik hati namun sebenarnya mereka merasa diri lebih hebat. Mereka juga suka menggunakan orang lain untuk keuntungannya sendiri, dalam jangka panjang mereka akan melukai orang lain dan dirinya sendiri," kata W.Keith Campbell, salah seorang peneliti.
Meski begitu, Campbell mengatakan bukan berarti penggemar Facebook adalah orang yang narsis. "Orang yang narsistik menggunakan Facebook seperti mereka menggunakan relasi sosial lainnya, hanya untuk mempromosikan dirinya," katanya. (kompas.com)
Selasa, 03 Mei 2011
No Sex Sebelum Nikah Ternyata Lebih Nikmat
Posted by admin |
No Comments |

Pasangan yang berhasil menjaga keperawanan sampai menikah dan melakukan malam pertama, maka hubungan intim dalam perkawinan mereka 21 persen dinilai lebih tinggi daripada suami dan istri yang punya kehidupan seks sebelum mengesahkan hubungan mereka.
Selain itu, orang-orang yang tidak ngeseks sampai menikah, 20 persen lebih merasa puas dengan hubungan dengan pasangan mereka. Pemahaman Mutual ini sepuluh persen lebih tinggi dari pasangan mereka.
Dan banyak kelompok yang memiliki "pantangan dari aktivitas seks sebelum menikah" mencatat bahwa kehidupan seks dalam perkawinan mereka terasa menakjubkan. Demikian yang dinukil dari Genius Beauty, Senin (2/5/2011).
Menurut banyak ahli, hubungan seksual antara suami dan istri tidak hanya komponen hubungan perkawinan bahagia. Namun, seks, atau lebih tepatnya tidak bercinta sampai tiba waktunya pernikahan, memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan pasca-perkawinan.
Penulis studi mengklaim, dampak positif tersebut disebabkan oleh fakta bahwa pada saat hubungan intim pertama pasangan sudah mengenal satu sama lain dalam cara yang sangat baik, dan memahami keinginan pasangan mereka pada tingkat intuisi. (okezone.com)
Surat Keterangan Akreditasi FKM UNDIP
Bagi teman-teman yang membutuhkan informasi tentang Akreditasi FKM UNDIP... Silahkan download file di bawah ini... file sudah saya perb...

Find Us on Facebook
Category
Blog Archives
Do Before You Die
