Momok Penyakit Kanker dan Jantung bagi Warga Ibu Kota
Dibandingkan daerah lain, fasilitas kesehatan di Ibu Kota jauh lebih lengkap. Tahun 2013, 130 rumah sakit yang dipenuhi hampir 22.000 tempat tidur siap melayani warga Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta. Tenaga kesehatan pun relatif banyak. Tersedia 156 dokter umum untuk tiap 100.000 penduduk di Jakarta. Angka ini adalah yang tertinggi di Indonesia.
Meski demikian, kekhawatiran akan penyakit tetap muncul. Menurut jajak pendapat Litbang Kompas yang diadakan pada awal bulan ini, tak kurang dua dari lima responden di Jakarta dan sekitarnya menyebut kanker sebagai penyakit yang paling dikhawatirkan menyerang diri mereka dan anggota keluarga.
Menurut laman Rumah Sakit Dharmais, kanker terjadi ketika sel-sel yang tidak normal membelah tanpa kontrol dan akhirnya menyerang jaringan lain. Sel-sel kanker ini kemudian bisa menyebar ke bagian tubuh lain melalui darah dan sistem limfa. Kanker dengan berbagai macam jenisnya sering kali muncul tanpa gejala dan tiba-tiba telah menggerogoti tubuh atau sudah mencapai tahap akut.
Menurut Kementerian Kesehatan, prevalensi atau frekuensi terjadinya kanker di setiap 1.000 penduduk di DKI Jakarta tinggi, bahkan menduduki nomor empat di Indonesia, yakni 1,9 orang pada tahun 2013. Angka ini lebih tinggi dibandingkan angka rata-rata negeri ini yang hanya 1,4 orang per 1.000 jiwa.
Penyakit kedua yang jadi momok bagi warga metropolitan adalah jantung. Bahkan, bagi responden pria, penyakit ini mengalahkan kanker dan menjadi penyakit paling ditakuti.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, pada 2015 kematian akibat penyakit jantung bakal mencapai 20 juta orang. Proporsi kematian yang disebabkan penyakit itu sekitar 30 persen dari total kematian. Di Indonesia, jumlah penderita penyakit jantung dan pembuluh darah terus bertambah serta akan memberikan beban kesakitan, kecacatan, dan beban sosial ekonomi bagi keluarga penderita, masyarakat, dan negara (Kompas, 16/4).
Di kota besar seperti Jakarta, cukup banyak penduduk berpenyakit jantung. Prevalensi penyakit jantung koroner penduduk Ibu Kota yang berusia minimal 15 tahun mencapai 1,6 persen, lebih tinggi dibandingkan rata-rata Indonesia, yakni 1,5 persen.
Selain kanker dan jantung, penyakit demam berdarah dengue (DBD) menjadi kehawatiran sekitar 8 persen responden.
Gaya hidup sehat
Gaya hidup tak sehat, inovasi teknologi yang memudahkan tapi justru makin mengurangi aktivitas fisik, dan ditambah kerasnya hidup di perkotaan menyebabkan penduduk mudah stres dan rentan berpenyakit.
Responden survei, Aminah (33), ibu rumah tangga warga Sawah Besar, Jakarta Pusat, menilai, kualitas udara telah memengaruhi kesehatannya. "Asap kendaraan dan rokok di tempat-tempat umum membuat saya gampang sakit," katanya.
Masyarakat perkotaan kini berupaya melindungi diri sendiri dari ancaman penyakit dengan memperbaiki gaya hidup. Usaha yang paling banyak dilakukan adalah menjaga pola makan. Sebanyak 62,9 persen warga metropolitan sepakat untuk mengonsumsi makanan sehat demi menjaga keluarganya terhindar dari penyakit kronis.
Lusiana (50) yang khawatir terkena kanker yang paling sering terjadi di Indonesia, yakni kanker rahim dan kanker payudara, berusaha selalu menghindari makanan tak sehat.
"Makanan cepat saji yang serba instan dan berpengawet memicu penyakit yang susah obatnya itu. Makanya, saya lebih suka memasak sendiri makanan di rumah, ditambah dengan rajin minum vitamin dan ramuan herbal," kata pengusaha laundry di Ciracas, Jakarta Timur, ini.
Bernard (29), wirausahawan yang berdomisili di Pademangan, Jakarta Utara, mengatakan, dirinya berolahraga rutin untuk menghindari penyakit jantung, "Saya rajin berenang dan joging dua kali seminggu. Selain itu, juga rajin kontrol kesehatan paling tidak tiga bulan sekali untuk mencegah penyakit jantung," ujarnya.
Tidur teratur menjadi pilihan sekelompok kecil warga sebagai upaya menjaga kesehatan. Kekurangan waktu tidur dalam jangka waktu lama dapat berakibat menurunnya beberapa fungsi tubuh, termasuk sistem kekebalan dan metabolisme tubuh. Menghindari rokok juga dilakukan sebagian kecil responden untuk tetap bugar. Seperti yang tertera di setiap bungkusnya, rokok bisa menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, serta gangguan kehamilan dan janin.*kompas