Indonesia Berhasil Jadi Salah Satu Negara Bebas Polio di Asia Tenggara
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa kini kawasan Asia Tenggara bebas polio. Sertifikasi ini dianggap sebagai tonggak bersejarah dalam perang global untuk membasmi virus mematikan tersebut.
Dikutip dari BBC, sertifikasi ini juga diperoleh setelah selama tiga tahun India tercatat secara resmi tidak memiliki kasus baru polio. Nah, Indonesia merupakan salah satu dari sebelas negara South East Asia Regional WHO yang menerima sertifikat bebas polio. Dengan Asia Tenggara dinyatakan bebas polio, berarti 80 persen dunia sudah terbebas dari polio.
Dalam keterangan tertulis yang diterima detikHealth, Jumat (28/3/2014), Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan RI, Prof dr Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE menyebutkan, dalam sambutannya, Dr. Poonam Singh selaku Direktur Regional WHO Asia Tenggara, mengatakan bahwa setelah pemberian sertifikat ini bukan berarti upaya untuk mengimunisasi anak-anak diturunkan dan melakukan surveilens AFP.
Sebaliknya, perlu terus ditingkatkan cakupan imunisasi dan penguatan surveilen AFP. "Indonesia juga akan terus meningkatkan cakupan imunisasi polio, termasuk proses perubahan vaksin ke arah B-OPV dan IPV, serta terus menjamin terlaksananya surveilans AFP diseluruh Indonesia," kata Prof Tjandra.
Sehingga, diharapkan seluruh dunia benar-benar bebas dari polio sebagai penyakit kedua setelah cacar yang telah dieradikasi di muka bumi. Meskipun penyakit ini masih endemik di beberapa negara seperti Nigeria, Afghanistan, dan Pakistan. Tapi, negara lain di Asia Tenggara seperti Sri Lanka, Maladewa, dan Bhutan sudah bebas polio selama lebih dari 15 tahun.
Walaupun demikian, WHO mengaku masih ada tantangan besar agar semua negara bisa bebas polio di tahun 2018. Seperti diketahui, polio terutama menyerang anak-anak di bawah usia lima tahun. Virus ini ditularkan melalui makanan dan air yang terkontaminasi dan mengalir di dalam usus. Kemudian virus akan menyerang sistem saraf dan mengakibatkan kelumpuhan pada satu dari 200 kejadian infeksi.
Asia Tenggara adalah wilayah keempat yang dideklarasikan WHO bebas polio setelah Amerika, Pasifik Barat, dan Eropa. Sementara Mediterania Timur dan Afrika belum mendapatkan status yang sama. dr Poonam Khetrapal Singh mengatakan sertifikasi ini penting karena berarti setengah dari populasi dunia bisa dinyatakan bebas polio.
"India memiliki hampir 170 juta balita yang perlu diimunisasi dan kondisi yang kurang sehat yang bisa membuat polio berkembang biak serta masalah ketersediaan air minum bersih. Tapi dengan keberhasilan ini, diharap bisa mengirim pesan yang kuat dan menjadi motivasi untuk tiga negara tersisa yang masih terjangkit polio," papar Deepak Kapur, Rotary International's India National Polio Plus Committee.
Memang diakui Kapur sejak tahun 1988 ada 350.000 kasus polio yang tercatat dan pada tahun 2012 jumlahnya menurun menjadi 233. Tapi, tahun lalu ada peningkatan sejumlah 406 infeksi baru. Peningkatan ini sebagian besar disebabkan karena terhambatnya kampanye vaksinasi akibat konflik. Misalnya sampai Maret 2014 ada 25 kasus di Suriah.
"Semua anak berisiko dan satu-satunya cara untuk mencegah berkembangnya virus polio adalah dengan imunisasi sehingga bisa dipastikan semua wilayah di dunia bebas polio. Jika India yang memiliki situasi paling sulit untuk memberantas polio saja berhasil melakukannya, seluruh negara di dunia pasti bisa melakukannya," imbuh Kapur.