Kurangi Makanan Berminyak Saat Sahur

Ahli gizi dari Banjarmasin Maya Midiyatie Afridha, mengatakan, memang dari aspek gizi, puasa paling tidak akan mengurangi asupan gizi, terutama energi, sekitar 20-30 persen.
Namun dari aspek kesehatan, puasa ternyata memberi manfaat kesehatan terhadap tubuh. Bahkan di negara-negara maju, puasa dijadikan salah satu terapi (fasting therapy) untuk penyembuhan beberapa penyakit degeneratif.
Supaya kedua tujuan itu dapat tercapai, perlu pengaturan pola makan secara khusus. Terutama mengatur asupan gizi saat berbuka dan sahur.
Untuk menjaga badan tetap bugar di bulan Ramadan, banyak hal yang harus diperhatikan. Salah satunya adalah menjaga kecukupan nutrisi.
Bukan hanya rasa dan kesegaran makanan atau minuman yang perlu diperhatikan, tapi juga kandungan gizi dan nutrisi bagi tubuh agar tetap bugar selama Ramadan.
Nah bagaimana caranya? Asupan nutrisi sangat penting diperhatikan walaupun di bulan puasa. Pastikan Anda mengonsumsi masakan dengan gizi cukup, baik saat berbuka puasa maupun sahur.
Apapun menu Anda, pastikan unsur gizi seperti lemak, protein, vitamin, karbohidrat dan mineral terpenuhi dengan cukup. Beberapa vitamin yang penting dikonsumsi saat puasa adalah vitamin A, B dan C. Jenis-jenis vitamin ini bisa Anda dapatkan dengan mengonsumsi sayuran berwarna hijau tua, kacang-kacangan atau buah berwarna kuning atau merah.
Saat puasa, tubuh berarti tidak makan dan minum selama kurang lebih 14 jam. Terjadi perubahan pola makan dari tiga kali menjadi dua kali sehari, dengan jadwal juga berubah. Umumnya, tubuh memerlukan waktu tiga sampai lima hari untuk beradaptasi dengan pola makan yang baru ini.
Meski lambung kosong belasan jam, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Tubuh akan tetap memiliki energi yang cukup untuk beraktivitas. Energi tersebut berasal dari cadangan energi berupa lemak yang tersimpan di bawah kulit, serta glikogen yang tersimpan di otot dan hati.
Perubahan frekuensi makan ini juga akan menurunkan jumlah zat gizi yang masuk ke tubuh. Karena itu, dalam seminggu pertama umumnya akan terjadi penurunan berat badan karena tubuh belum terbiasa dengan pola makan baru.
Minggu-minggu berikutnya tubuh dapat beradaptasi terhadap perubahan. Namun, bukan berarti saat puasa tubuh terus-terusan lemas dan tidak fit. Justru jika kita benar melaksanakan puasa, banyak sekali manfaat kesehatan yang dapat diperoleh, termasuk detoksifikasi.
Puasa Ramadan kerap kali diartikan sebagai waktunya istirahat untuk tubuh karena organ-organ tubuh bekerja lebih ringan. Itu sebabnya, jika puasa dilakukan dengan benar, proses pembuangan racun dalam tubuh atau detoksifikasi tubuh pun akan berjalan sempurna. Menu berbuka dan sahur wajib dipenuhi dengan menu yang kaya nutrisi. Hindari makanan yang banyak mengandung santan seperti gulai. Hindari juga makanan berminyak karena tubuh akan menumpuk lebih banyak toksin.
Saat sahur, sebaiknya jauhkan makanan manis seperti kolak karena konsumsi terlalu banyak makanan manis menyebabkan tubuh cepat haus bahkan lapar.
Jika saat sahur banyak menyantap makanan manis, biasanya jam delapan sudah haus. Mengonsumsi makanan terlalu manis secara berlebihan, juga akan meningkatkan gula darah secara cepat kemudian turun drastis. (tribunnews.com)