journey healthy future

Tampilkan postingan dengan label Kasus. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kasus. Tampilkan semua postingan

Kamis, 13 Maret 2014

Kasus Langka, Perempuan Ini Hamil di Perut Bukan di Rahim


Jakarta, Seorang perempuan di Tanzania mengalami kehamilan di luar rahim atau disebut juga ectopic pregnancy. Anehnya, kehamilan itu terjadi bukan di saluran yang dilewati oleh sel telur. Janin yang dikandungnya tumbuh di rongga perut.

Perempuan berusia 22 tahun tersebut akhirnya melahirkan bayi seberat 1,7 kg melalui operasi. Ia sempat membutuhkan transfusi, namun secara umum kondisinya baik-baik saja. Bayinya pun tidak perlu dirawat lama di rumah sakit.


Diyakini, janin itu tumbuh di rongga perut karena bergeser dari tuba fallopi atau saluran telur. Perempuan yang tidak disebutkan namanya tersebut memang menjalani pembuahan berbantu. Sel telurnya dibuahi di laboratorium, lalu embrionya ditanam ke rahim.


Sebelum ketahuan embrionya bergeser ke rongga perut, perempuan ini mengeluhkan nyeri perut dan merasa janin yang dikandungnya lebih jarang bergerak. Seperti dilaporkan dalam jurnal Biomed Central, ia juga mengalami kesulitan buang air kecil.


Dalam 2 pemeriksaan sebelumnya, kehamilannya dinyatakan normal dan tidak ada gangguan. Hasil USG di rumah sakit Mwanza juga tidak menunjukkan adanya kelainan. Perempuan ini pun hanya diberi obat untuk anemia dan infeksi saluran kencing.


Baru pada pemeriksaan berikutnya, hasil scan menunjukkan bahwa janin yang dikandungnya mengambang di rongga perut. Lebih mengejutkan lagi, seperti dikutip dari Dailymail, Kamis (13/3/2014), rahim yang seharusnya ditempati oleh sang janin justru kosong melompong.


Kehamilan yang terjadi di perut atau abdominal pregnancy merupakan kasus langka. Biasanya terjadi dalam pembuahan berbantu, ketika saluran telur pecah dan embrionya bergeser keluar dari saluran tersebut.


Berbeda dengan kehamilan ektopik (di luar rahim) lainnya, kehamilan di rongga perut masih memungkinkan bayi lahir sehat. Namun ada pula kemungkinan ibunya meninggal. Kasus kehamilan di rongga perut sendiri terbilang langka, diperkirakan hanya 1 dari 10.000 kehamilan.


(up/vit)




Powered By WizardRSS.com | Info CPNS Terlengkap | Bisnis Dari Rumah | Kerja Sambil Bisnis

View the original article here

Jumat, 07 Maret 2014

Kasus Resistensi Antibiotik Melonjak


KASUS bakteri usus yang tak hancur dengan obat meningkat pesat dalam tujuh tahun terakhir. Pasien di Inggris dikabarkan membawa bakteri yang resisten terhadap antibiotik.

Para pejabat kesehatan mengatakan, peningkatan kasus menunjukkan kebutuhan mendesak bagi rumah sakit untuk melaksanakan rencana dan prosedur untuk membendung penyebaran resitensi antibiotik.


Public Health England (PHE) meluncurkan toolkit baru untuk rumah sakit di mana membantu mereka mengendalikan antibiotik yang resisten infeksi bakteri karena disebabkan carbapenemase yang memproduksi Enterobacteriaceae (CPE). Ini merupakan nama yang diberikan kepada beberapa strain bakteri usus yang resisten terhadap carbapenem antibiotik.


Cabapenems dianggap antibiotik yang 'last resort' dan digunakan petugas medis untuk mengobati infeksi yang sulit ketika antibiotik lain gagal, kata PHE.


Sementara infeksi yang disebabkan oleh CPE masih dapat diobati dengan antibiotik lain, pengobatan mungkin lebih sulit, kata juru bicara.


Dia menambahkan bahwa dalam dekade terakhir terjadi berkelanjutan peningkatan jumlah kasus CPE.


Direktur medis PHE Dr Paul Cosford mengatakan, "Dalam rangka untuk meminimalkan penyebaran luas resisten infeksi ini, penting bahwa semua menyadari tookit yang ada.”


"Mereka juga harus mengembangkan rencana untuk mendeteksi dan menangani pasien dengan infeksi yang disebabkan CPE dan bakteri yang resisten antibiotik."


Direktur Medis Inggris, Profesor Dame Sally Davies mengatakan, resistensi antibiotik merupakan ancaman nyata terhadap kemampuan kita untuk mengobati penyakit.


"Meskipun telah terjadi peningkatan strain bakteri, toolkit akan memastikan rumah sakit merupakan tempat terbaik untuk mendeteksi, mengelola, dan mengendalikan setiap kasus. Sistem monitoring untuk bakteri yang resisten sangat penting dalam menjaga efek antibiotik." (ind)





Powered By WizardRSS.com | Info CPNS Terlengkap | Bisnis Dari Rumah | Kerja Sambil Bisnis

View the original article here

Senin, 03 Maret 2014

Tiga Persen dari Kasus TB Baru Pengidap HIV

SALAH satu masalah kesehatan global adalah tuberkulosis (TB). Bahkan, dari 460 ribu kasus baru TB, tiga persen di antaranya pengidap HIV. Lantas, apa yang menyebabkan HIV dengan TB meningkat?

Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan RI, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE menjelaskan bahwa HIV akan membuat daya tahan tubuh seseorang menjadi turun. Sementara, menurut Tjandra Yoga, sudah sepertiga penduduk di dunia sudah TB laten.

“Artinya sudah ada kuman di dalam tubuhnya tetapi dia tidak sakit. Kalau daya tahan tubuh orang itu turun karena HIV, maka si TB laten itu menjadi bangun,” jelas Tjandra Yoga pada pertemuan 2nd Forum Stop TB Partnership di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta, Senin (3/3/2014).

Lebih lanjut, Tjandra Yoga menjelaskan bahwa TB laten adalah kuman di dalam tubuh seseorang, tetapi kuma tersebut hanya “tidur” saja (dorman). Dalam kondisi tersebut, menurut Tjandra orang tersebut tidak akan sakit sampai seumur hidup, atau daya tahan tubuhnya baik-baik saja.

“Tetapi, kalau daya tahan tubuh seseorang tersebut menurun karena HIV, maka TB laten itu akan bangun,” jelas Tjandra Yoga.

Sementara, untuk diketahui saat ini Indonesia menempati urutan ke-4 sebagai negara dengan kasus TB terbanyak di dunia. Negara-negara lain yang mempunyai kasus TB terbanyak di atas Indonesia adalah Cina, India, South Afrika. (ind)





Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | RFID | Amazon Affiliate

View the original article here

Surat Keterangan Akreditasi FKM UNDIP

Bagi teman-teman yang membutuhkan informasi tentang Akreditasi FKM UNDIP... Silahkan download file di bawah ini... file sudah saya perb...

Find Us on Facebook

Blog Archives

Do Before You Die

Do Before You Die

Visitors


pinjaman utang