Mahasiswa FKM Undip Kenalkan TAKOYAKI Pencegah Kematian Ibu Hamil
Angka kematian ibu (AKI) di Kota Semarang masih tergolong tinggi. Terkait hal itu, sebagai langkah preventif, mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro (FKM Undip) membuat kurikulum Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) guna mewadahi mahasiswa memberikan alternatif solusi program ibu hamil yang memiliki risiko tinggi di sejumlah wilayah di Semarang.
"Mahasiswa yang terjun langsung adalah mahasiswa semester VII dari berbagai peminatan FKM Undip yang telah dibekali kompetensi problem solving cycle kesehatan masyarakat, kegiatan ini dilaksanakan selama Oktober hingga November 2015," ujar Dosen Pembimbing Lapangan PBL Kedungmundu, Bina Kurniawan, sebagaimana dilansir laman resmi Undip, Kamis (19/11/2015).
Salah satu kelompok PBL FKM Undip di Kelurahan Kedungmundu, Kota Semarang, kemudian memberikan sebuah inovasi untuk membantu menekan AKI, yakni melalui program TAKOYAKI (Tanggap YOK ke Ibu Hamil Risiko Tinggi). Program ini masuk ke kegiatan posyandu dengan dibantu para kader di wilayah tersebut.
"Di Kelurahan Kedungmundu, sasaran pelayanan kesehatan di posyandu baru mencakup balita. Padahal, ibu hamil merupakan kelompok rentan terhadap penyakit dan risiko kehamilan yang membahayakan keselamatan ibu, bahkan bisa berujung kematian ibu," tutur Ketua Tim Kelompok 1 PBL FKM Undip, Hamas Musyaddad AA.
Hamas mengatakan, program TAKOYAKI hadir untuk membantu menekan AKI di Kelurahan Kedungmundu dengan merevitalisasi peran posyandu agar mengarah juga pada pemeriksaan ibu hamil. Dalam pelaksanaannya, masyarakat setempat diajak peka dan tanggap terhadap ibu hamil di sekitar tempat tinggalnya.
"Kami mengajarkan dengan media kreatif berupa leaflet cara mendeteksi ibu hamil risiko tinggi dan modul buku panduan bagi masyarakat dan kader. Masyarakat dan kader juga dilatih untuk mengenal tanda-tanda kehamilan berisiko tinggi serta dampaknya bagi ibu hamil dan janin," tandas Hamas.*okezone