Wowww,,, Hipertensi Mampu Jebol Keuangan Negara Rp 300 Triliun
Anda percaya atau tidak, itulah kenyataan yang terjadi. Hipertensi adalah the silent killer, pembunuh diam-diam masyarakat kita yang harus diwaspadai. Ga perlu jauh-jauh melihat ke masyarakat, lihat keluarga kita, 90% pasti ada yang mengidap penyakit hipertensi. Namun, perhatian masyarakat masih terfokus pada penyakit menular, ambil contoh ada 1 saja kasus kematian karena demam berdarah, apa yang terjadi di masyarakat??? Anda bisa menebak sendiri, tentu saja langsung ramai ribut2 minta di fogging, mengatakan petugas kesehatan lamban dan seterusnya. Tetapi ketika ada orang yang meninggal karena jantung, stroke dan penyakit tidak menular lainnya, apa yang terjadi di masyarakat??? jawabanya memaklumi saja tanpa ada reaksi untuk segera bertindak mengatasi penyakit tersebut. Ini adalah fakta, dari beberapa survei penyakit hipertensi menduduki posisi puncak untuk penyakit-penyakit yang diderita masyarakat kita,,, itulah hipertensi, the silent killer, membunuh keluarga kita diam-diam namun dianggap bukan masalah.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi berpotensi rugikan negara hingga Rp. 300 triliun dalam satu tahun. Hal ini diakibatkan banyaknya penyakit turunan yang dihasilkan, serta dampaknya yang tidak kecil bila dinilai secara ekonomi.
Kendati begitu, kerugian tersebut baru dihitung secara kasar. Namun dalam hitungan sudah termasuk angka kerugian akibat kehilangan pekerjaan atau mati muda di usia produktif. Kerugian tersebut bisa menyebabkan kantong pemerintah jebol, apalagi dengan pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) 2014. Besarnya kerugian yang ditimbulkan mengharuskan upaya promotif dan preventif mengambil peran. Dengan usaha tersebut, angka kerugian bisa ditekan sehingga tidak mencapai Rp. 300 triliun.
Pentingnya promotif dan preventif tidak hanya di kota, tetapi juga ke desa-desa. Saat ini, hipertensi lebih banyak di desa dibanding kota. Padahal setahu saya warga desa identik konsumsi sayur dan buah sehingga risiko hipertensi bisa lebih kecil. Namun data riil berbeda dengan pendapat saya, di desa sudah mencapai titik dimana perlu ada tindakan khusus. Sebenarnya apa sebab kasus hipertensi lebih banyak diderita masyarakat desa?
Tentu saja jawabanya pola perilaku, terutama perilaku makan sehat dan gaya hidup. Saat ini masyarakat pedesaan sangat suka mengkonsumsi dan menyimpan berbagai pangan olahan yang kaya garam, minyak, dan kolesterol. Bahkan, di pedesaan mulai sulit ditemukan sayur dan buah. Benar atau tidak Anda sendiri yang tahu keadaan riil di rumah Anda masing-masing bagi yang tinggal di desa.
Jadi, peralihan inilah yang harus ditangani dengan upaya promotif dan preventif, sehingga penduduk desa terhindar dari hipertensi. Apalagi promotif dan preventif menjadi dasar pelaksanaan JKN 2014.
Terkait usaha ini, kita sebagai tenaga kesehatan masyarakat sudah seharusnya ikut serta untuk mengedukasi masyarakat tentang hipertensi. Bagaimana mencegah, mengubah gaya hidup, patologi hipertensi, dan prinsip pengaturan makanan.
Selain dari kita sendiri sebagai tenaga kesehatan, kita juga perlu menerapkan prinsip ilmu pemberdayaan kesehatan masyarakat. Yaitu perlunya keterlibatan masyarakat untuk berpartisipasi aktif mengatasi hipertensi di masyarakat. Inilah prinsip promotif dan preventif yang harus digalakkan, karena apabila masyarakat terlibat dengan senang hati, maka diharapkan program edukasi berjalan dengan sendirinya tanpa didampingi terus menerus oleh tenaga kesehatan.
Usaha promotif dan preventif ini akan memuat tiga langkah besar pencegahan hipertensi yaitu lebih banyak beraktivitas fisik, pelarangan merokok, dan cukup konsumsi buah dan sayur. Nantinya, warga pedesaan bisa lebih mengerti asupan yang dikonsumsi, sehingga mencegah terjadinya hipertensi.
Jadi, sangat penting sekali upaya kita bersama mengatasi hipertensi, karena hipertensi adalah pembunuh diam-diam yang sangat kejam dan mampu menjebol keuangan negara yang tidak sedikit, woowww, Rp. 300 triliun,,,besar sekali. Sayang sekali kalau dana tersebut terbuang hanya untuk 1 penyakit, yaitu hipertensi...


