50% Balita Indonesia Jarang Ke Posyandu
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh38Y1jReiNmkofp2L6pEYbAq3Nv_IDmiDJf_ugIQLBh58eSJiRkvoiYXvkGvqR2ikPpyWPSE4_-rPcOF2ZwhYVOHjz45872P1HesDYv5kyA91Sy4n7oM2UgtMFcRyY5TGv6aFhbRMdcTI/s320/solusi3.jpg.jpg)
Padahal posyandu merupakan ujung tombak layanan kesehatan dasar
masyarakat. Penimbangan rutin dan penyuluhan kesehatan dari kader
posyandu juga penting disadari oleh para orang tua khususnya yang
memiliki balita untuk memantau perkembangan kesehatan buah hatinya.
Hal ini disampaikan Prof. Ali Khomsan, Guru Besar Pangan dan Gizi
Institut Pertanian Bogor (IPB) saat temu media Kontes Nasional Kader
Posyandu di Hotel Mercure, Ancol, Selasa (8/10).
Berdasarkan data Riskesdas 2010, 50 persen balita di Indonesia tidak
melakukan penimbangan teratur di posyandu. Riset ini sekaligus
menunjukkan kecenderungan semakin bertambah umur seorang balita, maka
tingkat kunjungan ke posyandu untuk melakukan penimbangan rutin semakin
menurun.
"Ketika anak berusia enam bulan, jumlah kunjungan masih cukup tinggi
yakni sekitar 68 persen, namun berdasar riset yang dilakukan Kemkes
2010, posyandu rata-rata ditinggalkan saat usia anak tiga tahun ke
atas," tandas Ali.
Sementara itu, Mayke S. Tedjasaputra, pakar psikologi dari
Universitas Indonesia (UI) mengungkapkan penurunan kunjungan balita ke
posyandu karena kini banyak orang tua yang merasa lebih mengetahui
kondisi anaknya sehingga kurang menyadari bahwa mereka masih membutuhkan
bimbingan dari para penyuluh kesehatan dalam mengatasi masalah gizi dan
kesehatan pada anak.
"Ada anggapan yang salah dari para orangtua ketika mereka datang ke
posyandu. Seringkali mereka malas datang karena takut diceramahi dan
dimarahi kader tentang masalah gizi," ujarnya.
Perilaku orangtua yang seperti ini disinyalir menjadi penyebab anak akan terus berada dalam kondisi gizi buruk dan sering sakit.
Sebagai solusi, menurut Ali, bisa saja posyandu diintegrasikan dengan
fasilitas Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang kini marak diikuti
oleh para balita sebelum beranjak ke jenjang Taman Kanak-kanak.
"Era saat ini, orang tua lebih suka membawa anaknya ke PAUD untuk
bermain sambil belajar, tak ada salahnya jika berkolaborasi dengan
posyandu agar perkembangan gizi dan kesehatan anak juga terus dipantau,"
ujarnya.
Hingga tahun 2013, jumlah posyandu yang tersebar di 33 provinsi di
Indonesia sekitar 330.000. Posyandu digerakkan oleh para kader secara
sukarela yang peduli dengan perkembangan kesehatan dan gizi anak
Indonesia.
Referensi :
http://www.beritasatu.com/kesehatan/143263-50-balita-indonesia-jarang-ke-posyandu.html