2.007 Balita Kekurangan Gizi
Sebanyak 2.007 atau sekitar 4,5 persen bayi bawah lima tahun (balita) di Provinsi Banten, Kota Serang kekurangan gizi. Sementara balita yang menderita gizi buruk diklaim pemerintah setempat hanya 0,24 persen atau sebanyak 108 balita dari total jumlah balita di Kota Serang yang mencapai 44.720 orang.
”Data ini terdeteksi sejak tahun 2008 hingga Agustus 2011. Hitungannya, berdasarkan tinggi badan per berat badan,” ujar Kepala Seksi Gizi, Remaja dan Usia Lanjut Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Serang Eka Agustina, Rabu (28/12).
Dari sepuluh puskesmas, kasus paling banyak ditemukan di Puskesmas Banten Girang yakni 16 balita menderita gizi buruk dan 169 mengalami gizi kurang. Disusul Puskesmas Rau dengan 66 balita yang kekurangan gizi atau gizi buruk. Ke-66 balita tersebut terdapat di tiga kelurahan. Kelurahan Kaligandu (25 balita), Kelurahan Trondol (17 balita), dan Kelurahan Cimuncang (24 balita).
Sementara itu, Ketua Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kota Serang Vera Nurlaila Jaman mengungkapkan, untuk mengatasi tingginya kasus gizi buruk dan gizi kurang, pihaknya bekerjasama dengan Dinkes dan sejumlah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di ibukota Provinsi Banten meluncurkan program Dapur Gizi. ”Tujuan dibentuknya Dapur Gizi untuk membantu masyarakat miskin yang bayinya kekurangan gizi dan gizi buruk,” tuturnya.
Di Dapur Gizi, lanjut Vera, balita-balita yang kekurangan gizi dan mengalami gizi buruk diberikan makanan tambahan hingga kondisinya normal. Menu yang diberikan beragam, bergonta-ganti setiap hari. ”Seperti bubur nasi spesial, bubur kacang hijau, dan telur. Pemberian makanan tambahan akan diberikan langsung kepada balita sasaran agar tepat sasaran,” terangnya. ”Untuk program ini, satu Dapur Gizi buruk diawasi oleh sepuluh kader PKK selama empat bulan,” sambungnya.
Agar lebih tepat sasaran, pihaknya akan mendatangi langsung rumah-rumah balita yang mengalami gizi kurang dan gizi buruk. ”Selain itu, kegiatan lainnya adalah memantau perkembangan balita gizi buruk dengan melakukan pengecekan satu bulan sekali untuk ditimbang, serta melaporkan perkembangan Dapur Gizi buruk kepada Tim Penggerak PKK Kota Serang,” pungkasnya. (jpnn.com)