journey healthy future

Rabu, 26 September 2018

Gara-gara Mitos, Penggunaan Kontrasepsi Modern 'Melorot'

Penggunaan metode kontrasepsi modern di Indonesia menunjukkan penurunan tren. Sebaliknya, kontrasepsi tradisional justru mengalami kenaikan. 

Penurunan kontrasepsi modern ini disinyalir terjadi akibat banyaknya mitos yang beredar dan dipercaya begitu saja oleh masyarakat. Fakta ini dapat berakibat pada peningkatan kehamilan yang tidak terencana.

"Sebetulnya alasan yang terbesar itu mitos. Makanya konseling, informasi, dan edukasi terus kami upayakan supaya betul-betul paham," ujar Plt Direktur Kesehatan Reproduksi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Widwiono dalam peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia di Jakarta, Selasa (25/9). 

Berdasarkan laporan awal Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017, prevalensi penggunaan kontrasepsi modern pada wanita kawin sebesar 57 persen, turun 1 persen dari hasil SDKI 2012. Sedangkan metode kontrasepsi tradisional meningkat dari 62 persen menjadi 64 persen.

Kontrasepsi merupakan metode yang digunakan untuk mencegah kehamilan atau keluarga berencana. Ada dua metode kontrasepsi yang dikenal, yakni tradisional dan modern.

Metode tradisional meliputi pantang berkala(kalender), senggama terputus, dan jamu. Sedangkan metode modern meliputi sterilisasi wanita, sterilisasi pria, pil KB, IUD, suntik KB, susuk, kondom pria, intravag, diafragma, kontrasepsi darurat, dan metode amenorrhea laktasi (MAL).

Mitos yang beredar di masyarakat itu berupa penggunaan pil dan suntik KB membuat badan gemuk, rahim kering, serta berjerawat. Ada pula mitos IUD yang membuat ASI tidak lancar dan dapat masuk ke jantung. Pemakaian IUD dan implan juga dianggap membuat hubungan seksual tidak nyaman.

Widwiono mengaskan, semua mitos itu tidak benar. "Tidak benar, tidak ada hubungannya, itu hanya mitos saja, jangan percaya," ujarnya.

Penurunan penggunaan kontrasepsi modern dan peningkatan kontrasepsi tradisional ini juga dinilai dapat berakibat fatal seperti kehamilan tidak terencana hingga memengaruhi kondisi ekonomi.

"Ada jutaan orang yang tidak menggunakan kontrasepsi. Akibatnya, kemungkinan ada pasangan hamil tidak direncanakan, berlanjut memengaruhi laju penduduk dan ekonomi," ujar Strategic Planning Manager DKT Indonesia, Aditya Putra, dalam kesempatan yang sama.

Selain menyoroti angka penggunaan kontrasepsi, hasil SDKI juga menyebutkan beberapa alat kontrasepsi modern jangka panjang yang paling banyak dipakai. Mereka di antaranya suntik KB sebesar 73 persen dan pil KB sebesar 54 persen. 

Sementara itu, metode jangka panjang seperti IUD dan implan secara keseluruhan berada di angka 22 persen. Jakarta, CNN Indonesia
Comments
0 Comments

0 comments:

Posting Komentar

Surat Keterangan Akreditasi FKM UNDIP

Bagi teman-teman yang membutuhkan informasi tentang Akreditasi FKM UNDIP... Silahkan download file di bawah ini... file sudah saya perb...

Find Us on Facebook

Blog Archives

Do Before You Die

Do Before You Die

Visitors


pinjaman utang