Waspadailah Penyakit Pasca Banjir
Banjir...banjir...banjir... Itulah yang tiap hari kita lihat di layar televisi, tvone, metrotv, rcti, dll. Negara kita yang lokasinya memang rawan dengan bencana termasuk banjir menjadi headline news di setiap stasiun tv baik nasional maupun internasional, apalagi dengan banjir yang melanda Jakarta, ibukota negara, tentu saja pasti membuat heboh apapun yang terjadi di Jakarta.
Tidak hanya di Jakarta, banjir juga melanda beberapa wilayah di Indonesia. Seperti Manado, Pekalongan, Tangerang, Bekasi dll. Kita sebagai saudara sebangsa tentu sangat prihatin dengan musibah ini. Semoga yang terkena musibah banjir diberi kesabaran, kesehatan dan cepat selesai dari musibah ini.
Saya tidak ingin melihat dampak yang sangat signifikan terhadap sendi-sendi kehidupan yang hancur akibat musibah banjir. Saya sebagai seorang tenaga kesehatan tentu hanya melihat dari sisi kesehatan, terutama kesehatan masyarakat. Dampak dari banjir baik pada saat banjir maupun sesudahnya terhadap kesehatan masyarakat tentu banyak sekali, terutama setelah banjir.
Banjir berkepanjangan ini tentu saja berpotensi menimbulkan sejumlah penyakit pascabanjir yang bila mewabah juga memiliki kemungkinan untuk mengarah kepada kejadian luar biasa (KLB). Definisi penyakit pascabanjir adalah berbagai penyakit yang jumlah kasusnya akan meningkat setelah banjir. Secara umum, peningkatan kasus penyakit pasca banjir didasarkan pada penyebaran tiga kelompok penyakit yaitu penyebaran melalui makanan dan minuman, penyebaran melalui nyamuk dan penyebaran melalui tikus.
Penyakit yang ditularkan makanan dan minuman antara lain infeksi kolera, disentri, rotavirus serta demam typhus. Pasien dengan infeksi usus bisa datang dengan diare, muntah berak, mules saat BAB dan BAB ada darah. Diare juga pernah menjadi KLB pada banjir Jakarta tahun 2007.
Penyakit yang ditularkan melalui nyamuk misalnya Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) yang dibawa melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Pada banjir besar tahun 2007, Jakarta mengalami KLB penyakit DHF, ketika ibu kota lumpuh akibat akibat genangan air terjadi pada lebih setengah wilayah Jakarta.
Sedangkan salah satu penyakit yang ditularkan melalui tikus adalah leptospirosis yang dibawa melalui kencing dan kotoran tikus dalam genangan banjir. Apabila kita mengalami luka terbuka pada tangan atau kaki atau mukosa mulut, maka air yang sudah tercemar dengan kotoran tikus yang sudah mengandung leptospirosis akan menularkan kita. Leptospirosis sangat berbahaya jika penyakit berlanjut dengan berbagai komplikasi antara lain terjadi kerusakan ginjal, peradangan pankreas, liver, paru dan otak.
Terganggunya kesehatan masyarakat akibat banjir, biasanya terjadi karena ada gangguan pada faktor daya tahan tubuh, lingkungan, dan bakteri. Karenanya, ada beberapa hal yang harus diantisipasi antara lain memastikan bahwa makanan dan minuman yang dikonsumsi selalu higienis dan dalam keadaan segar, kebersihan lingkungan harus selalu terjaga, serta bagi anak-anak dan orangtua agar diberikan suplemen yang berisi multivitamin dan mineral. Masyarakat juga perlu mengisi stok obat-obat sederhana seperti obat penurun panas, obat anti diare, obat sakit kepala dan oralit.
Mungkin itu sedikit apa yang bisa saya lihat dari segi kesehatan mengenai dampak musibah banjir terhadap potensi munculnya kejadian luar biasa penyakit. Semoga masyarakat lebih sadar diri tentang kesehatannya akibat banjir sehingga bisa dicegah terjadinya Kejadian Luar Biasa penyakit akibat banjir. Lebih baik mencegah daripada mengobati,,,


