Hati-hati Iklan Menyesatkan Selama Ramadan
Selama Ramadan, tayangan iklan televisi diwarnai oleh promosi obat
maag, makanan dan minuman yang dihubungan dengan aktivitas puasa Ramadan
masyarakat.
Praktisi kesehatan, peneliti sekaligus pengajar, dokter Ari Fahrial
Syam mengatakan momen puasa tidak akan dilewatkan oleh produk-produk
yang diyakini kebutuhannya akan meningkat di tengah masyarakat.
Ia sangat menyayangkan iklan-iklan yang tendensius dan terlalu
berlebihan bahkan cenderung membohongi masyarakat. Pemerintah dalam hal
ini Badan Pengawasan Obat Makanan (BPOM) harusnya juga jeli dan
mempermasalahkan iklan yang menyesatkan untuk masyarakat.
Promosi obat maag dalam hal ini yang kandungannya antasida sudah
kebablasan seolah-olah produk ini untuk mencegah agar masyarakat tidak
mengalami gangguan lambung selama berpuasa. Padahal obat ini digunakan
hanya untuk mengurangi keluhan lambung dan bukan untuk mencegah orang
untuk menderita sakit maag karena berpuasa. Wajar akibat dipromosi
sebagai obat untuk mencegah sakit maag selama puasa maka pembelian
obat-obat maag ini sangat tinggi saat bulan suci Ramadan," ujarnya dari
siaran tertulis yang diterima, Senin (22/7).
Secara teori mestinya kebutuhan obat maag akan menurun selama
Ramadan. Hal ini terjadi karena selama menjalani puasa Ramadan terjadi
keteraturan dalam mengonsumsi makanan, pengurangan konsumsi camilan yang
tidak sehat untuk lambung, pengurangan konsumsi rokok dan yang
terpenting adanya pengendalian diri selama puasa Ramadan.
Hal inilah yang menyebabkan pasien dengan sakit maag akan lebih
nyaman bahkan merasa sembuh saat berpuasa. Jadi seharusnya konsumsi obat
maag ditengah masyarakat seharusnya juga menurun. Kenapa hal ini tidak
terjadi?
"Saya melihat bahwa hal ini berhubungan dengan iklan yang
menganjurkan konsumsi obat maag yang mengandung antasida untuk
pencegahan. Antasida sebenarnya hanya diberikan jika ada keluhan. Karena
antasida sendiri bersifat menetralkan asam lambung yang terjadi
sehingga akan dapat mengurangi keluhan pasien," ungkap dia.
Ditegaskan, oleh karena itu tidak benar promosi atau iklan obat sakit
maag yang menganjurkan minum obat maag untuk pencegahan agar tidak
mengalami gangguan maag. Antasida sendiri sebenarnya dapat menimbulkan
efek samping jika tidak digunakan dengan benar. Antasida yang beredar di
tengah masyarakat bisa mengandung alumunium, magnesium atau calsium.
Antasida dapat menyebabkan seseorang menjadi sembelit sehingga
membuat pencernaannya menjadi tidak nyaman. Belum lagi efek samping pada
ginjal dari penggunaan antasida yang tidak sesuai dengan aturan.
"Oleh karena itu saya berharap masyarakat lebih cerdas dalam melihat
iklan-iklan di televisi dan tidak otomatis mengikuti anjuran-anjuran
dari iklan-iklan tersebut," tegas Ari.
Referensi:
http://www.beritasatu.com/kesehatan/127249-hatihati-iklan-menyesatkan-selama-ramadan.html